Jogja memang istimewa, dari jaman masih sd sampai jaman kuliah tak pernah bosan untuk berkunjung ke Jogja. Mulai berangkat dengan rombongan bis sampai touring dengan sepeda motor sudah aku coba semuanya. Entah kenapa pasti ada rasa semangat jika diajakin maen ke Jogja. Desember ini mbak mas kembali lagi ke Jogja, entah ini yang ke berapa kalinya mbak mas mengunjungi Jogja. Perjalanan kali ini mbak mas lakukan bersama teman kelas yang juga hobi jalan - jalan juga.
Touring ke Jogja
Tak terjadwal, tiba-tiba langsung saja berangkat sepeda motoran menuju Jogja. Saya dan teman - teman ke Jogja hanya ingin mendaratkan motor kami ke Gunung Kidul. Setelah Gunung Kidul tercapai kita semua kembali lagi ke Jogja dengan melewati hutan belantara dan jalan berkelok-kelok khas Gunung Kidul. Hawa-hawanya pas melewati hutan dan jalan berkelok itu seperti ada wakwaaaw *sesuatu hal yang tak terlihat*, bau semerbak wangi bunga menemani perjalanan pulangku. Dengan rasa waswas, aku tak henti-hentinya berkomatkamit membaca doa kepada Allah. Capeknya luar biasa Semarang - Jogja - Gunung Kidul- Jogja sepeda motoran tanpa jeda istirahat yang cukup membuat tangan ini berasa beku. Karena kita dari pagi belum pada sarapan, kita akhirnya memutuskan mampir di bukit bintang untuk mengisi perut kami yang sudah keroncongan dari pagi. Tarif harga di warung makan ini terhitung murah, nasi goreng posrsi kuli komplit dengan lalapan ditambah minum es teh cuma 12.000 saja. Muraaaah kaaaaan, padahal makan disini dapat bonus plesples, yaitu pemandangan ciamik.
Jogja terlihat indah dari sini
"BUKIT BINTANG"
Wisata Belanja
Hari kedua, kami putuskan untuk membeli oleh-oleh di Malioboro. Malioboro tak pernah sepi dari pengunjung. Malioboro penuh dengan pedagang yang menjajakan barang khas Jogja, mulai kaos, sandal, baju batik, blangkon dan masih banyak lainnya. Pasti ada godaan jika mampir kesini, entah pengen beli kaos atau pernak pernik lainnya, pasti kepingin. Barang yang dijual disini kebanyakan hasil karya dari orang Jogja sendiri. Memang orang Jogja saya akui mereka semua hebat dalam urusan membuat sesuatu hal yang menarik untuk dijual. Kekreatifan masyarakat Jogja memang juara pokoknya.
Lapak pedagang sandal *murah sekali*
belajarlah menawar dengan santun, jika tidak mau kena jurus komat kamitnya si penjual
harga awal yang di tawarkan Rp 25.000, tapi jika ahli menawar Rp 10.000 bisa dikasihkan
salah satu pedagang dan pembeli di Malioboro
Hati - hati dengan penjual yang ada di Malioboro, penjual disana tidak semuanya ramah dan santun (menurut saya ya). Kenapa saya bilang begini?? karena saya sering sekali bertemu dengan pedangang yang kurang santun tutur bicaranya *bejone aku mungkin*. dan bukan saya saja ternyata, saudara sayapun juga pernah dikatain "ibu'e ndeso rak nduwe etika nek ngenyang" *ibunya orang udik, tidak punya etika kalau menawar*. Kurang sopan pedagang tersebut, seharusnya pedagang-pedagang yang seperti itu harus di bimbing dengan benar oleh dinas perdagangan yang ada di Jogja. Meskipun ada yang baik juga pedagang, tapi jika ada satu dua yang kurang baik kan bisa merusak citra pedagang lainnya yang baik. Dan yang kurang saya suka dari pedagang disini adalah tidak mengucapkan TERIMA KASIH, apa susahnya mengucapkan seperti itu pada pembeli yang sudah membeli dagangannya, toh kalau gak jadi dibeli juga tetaplah ucapkan TERIMA KASIH karena telah sudi mampir ke lapak mereka. Jangan malah di kata-katain dengan komat kamit yang kurang enak di dengarkan.
Tempat Wisata Jogja
Jogja punya banyak sekali tempat wisatanya, mulai dari wisata sejarah dan seni dengan berkunjung ke kraton atau ke bangunan bersejarah lainnya seperti yang ada di taman sari, atau bisa wisata bahari dengan mengunjungi pantai-pantainya yang cantik, atau bisa wisata kuliner gudeg khas Jogja atau bakpia pathoknya, atau bisa jadi wisata belanja ke Malioboro atau Mall yang ada di jogja, atau bisa wisata pendidikan dengan mengunjungi universitas yang ternama di Jogja, semuanya ada di Jogja. Jogja punya semuanya yang kita butuhkan.
Ringin Kembar di Alun-Alun Kidul
(Pohon Beringin Kembar di Alun-Alun Selatan)
Bapak-bapak terlihat kelehan mengayuh sepeda di Jalan Malioboro
bukan judi, hanya bermain kartu dan jika kalah hukumannya di cepit telinganya dengan cepitan jemuran
anak gaul jaman sekarang yang pengen terlihat keren dengan tato
tetep ngeksis boleh laaah
Cukup sekian cuap - cuap saya di Jogja. Tetaplah berjalan kemana saja, pasti disana akan bertemu hal yang menyenangkan.
Saya punya alasan sendiri dalam setiap perjalanan saya.
Saya tidak pernah merasa sia-sia , karena pada akhirnya saya mengerti banyak, saya belajar banyak.
Saya tidak pernah merasa sia-sia , karena pada akhirnya saya mengerti banyak, saya belajar banyak.
Apa yang saya temukan ?
Ya saya bisa tau bagaimana realita hidup yang sesungguhnya,lebih banyak melihat dan mendengar, berinteraksi dengan banyak orang , berbagi cerita dengan mereka, saya bisa mengerti kearifan lokal, saya bisa memahami apa itu hidup sederhana, apa itu rindu sesungguhnya, apa arti menjaga, apa arti tertawa, apa arti bahagia.
----AYOET SYARAH----