Petualangan ku kali ini aku rasakan di suatu tempat yang konon katanya masih wilayah Indonesia. Alhamdulillah sekali saya diizinkan tinggal di sini, Desa Dringo, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Indonesia itu besar sekali ternyata, ini baru masih daerah di Jawa, belum yang ada di pulau lainnya. Desa Dringo yang awalnya saya kira akan mengalami kekeringan atau kesusahan air untuk MCK (mandi cuci kakus) ternyata memiliki air yang melimpah untuk keperluan penduduknya. Dibalik hutan jati yang meranggas desa ini ternyata memiliki sumber air yang selalu mengalir... Hore sumber air selalu adaaaa...
Sumber air yang ada di desa ini ternyata dimanfaatkan oleh semua penduduk setempat dan penduduk tetangga dari desa sebelah. terkenal dengan sumber airnya desa ini terpilih oleh dinas pertanian Jawa Tengah untuk dibuatkan saluran irigasi yang dananya itu langsung dari pusat. Untuk menanggapi hal tersebut tim KKN saya ikut membantu mengukur saluran irigasi yang nantinya saluran ini bisa mengairi sawah sawah yang ada di desa ini dan desa tetangganya. Saat mau terjun ke tempat pengukuran saya melewati jalanan yang buagusnya luar biasa, jalanannya itu menurun dengan medan bebatuan kapur yang sedikit tajam, dan saya melewati jalanan tersebut menggunakan junior (motor matic saya) ulalalaaa wes benerbener koyok melu my trip my adventure .
Setelah sampai di tkp saya bertemu dengan petani tangguh yang setiap hari memikul bagor(karung besar) yang berisi rerumputan dan hasil taninya. Petanitersebut memikul beban berat itu sambil berjalan kaki naik turun di jalanan yang begitu aduhai cetar membahana. Sungguh luar biasa, yang awalnya saya mengeluh aduuuh ini kok jalan susah syekali dilewati, saya jadi malu sendiri, aku yang sudah ada kendaraan tinggal lewat dengan hati2 saja masih nggrundel jelek, malu sama embahnya yang strong ituuu.... *meweek
Apalah arti hidup ini kalau tidak ada perjuangan yang lebih giat lagi.
-----------@@@@@---------
Matahari pagi masih selalu terbit di sebelah timur dan terbenam di sebelah barat. Langit senja juga masih terlihat indah di peraduannya. Hujan ditunggu jua tak kunjung datang. Hal yang terlihat kering masihlah sama seperti awalannya.
Jenuh mulai datang, perubahan musim belum terlihat perubahan sikap mulai terlihat. Mulai yang awalnya pada jaim ketika bersendawa, buang kentut malu-malu, malu malu ketika awal bertemu, sekarang wuuuusss kebalikannya, awalnya pada malu-malu sekarang semuanya pada malu-maluin.
Awalnya biasa saja tak ada rasa dipertengahan ada saja yang terjerumus dalam cinta lokasi. Aku fikir cinta bersemi di musim KKN itu hanya mitos, ternyata itu nyata gaes, ini bener ada, temenku satu posko ada yang jatuh cinta, tapi gak tahu untuk kejelasan selanjutnya, apakah lanjut atau bagaimana?? Tunggu kisah selanjutnya di FTV seceteve (baca judulnya: CINTA DI MUSIM KKN) hahahahaha.... ada saja ada.
Hari-hari yang kami lalui selalu terasa menyenangkan. Gimana gak menyenangkan coba, tim kami ini semuanya adalah orang yang hobi hahahihi,horahore gaees..
Awal-awal KKN disini kita soksokan jadi anak sibuk gaes. Semua kegiatan yang ada disana kami masuki semuanya. Alhasil untuk awal-awalnya kita kuwalahan kalau kita ikutin semua acara yang ada disana. Utak utek cari jalan keluar dan akhirnya ditemukan kita semua dibagi rata untuk terjun ke tkp. Ada yang terjun menjadi pengajar di sekolahan RA,MI,MTs, dan MA, ada yang terjun jadi guru ngaji di TPQ dan MADIN, ada yang terjun menghadiri acara pengajian fatayat dan muslimat NU dan masih banyak lainnya. Kita bagi rata semua, sama rasa sama rata, satu capek, semuanya juga harus capek.
Dan saya mendapat jatah di MTs, MA dan TPQ. Pengalaman yang luar biasa saya bisa mengajar menyampaikan ilmu kepada adik-adik di Desa Dringo. Jangan bayangkan mengajar disini sama enaknya dengan mengajar dikota. Sekolah yang ada dikota mungkin terihat keren dengan fasilitas yang mendukung, tapi disini fasilitas yang ada sangat minim gaes. Satu gedung sekolahan ini dibawah naungan yayasan Hidayatus Subban. Yayasan ini menaungi pendidikan dari tingkat RA,MI,MTs, dan MADIN.
Alhamdulillah masih ada sekolahan yang bisa dipakai untuk menuntut ilmu.
Murid di sekolahan ini sangat cetar membahana gaes. Mengajar disini sama saja melatih kesabaran diri kita. Hawanya pingin ngelus dada terus, sabaaaaaaaaar. Heeeem
Unik banget deh pokoknya mengajar disini. Sebelumnya saya sudah pernah mengajar pas PPL di sekolah swasta yang ada di Semarang. Selama mengajar di kota saya masih tenang karena murid disini masih bisa terkendali karena sebagian dari mereka sudah paham akan peraturan yang berlaku di sekolah. Nah disini heeeem anaknya gak patuh sama sekali dan gak niat sekali pergi sekolahnya. Ada yang rambutnya gondrong di potong mohak, ada yang pakai kalung rantai, sekolah pakai sepatu tapi tidak pakai kaos kaki juga ada (hampir semua malahan), ada yang dandan sedikit menor pakai eyes liner warna warni juga ada, ada juga yang baju osisnya itu berubah warna yang tadinya putih berubah jadi krem, pokoknya ada saja ada. Lucuuu dan menyenangkan. Dan yang bikin asuhai lagi saya pas mengajar di dalam kelas ada anak ijin ke toilet, tapi baliknya lamaaaaaaa syekali dan membuat saya penasaran seberapa jauh jarak kelas ke toilet? Saya coba cek keluar dan ternyata saya menjumpai anak tersebut lagi leyeh-leyeh cantik di kantin dengan secangkir kopi dan rokok yang masih ngebul di tangannya. *tepoookjidaaaaaatdeeeeh, tanpa sungkan atau gimana anak itu malah menawari saya kopi. lucu bangeeeeet kaan??
"Oke mas Anggi nanti saya temani ngopi cantik, saya lanjut masuk kelas dulu ya." (Ucap saya sambil mengasih kode agar mas Anggi melanjutkan ngopinya)
Saya akhirnya kembali ke kelas dan melanjutkan lagi belajar bersama sama murid yang mau mendengarkan saya. Belum berjalan lama setelah itu mas Anggi tiba-tiba masuk ke kelas dan langsung duduk di singgasananya.
"Hloh mas Anggi kok udah balik, saya kan mau nyusul nanti."
"Sampun bu, sampun telas, sampean kesuwen kok bu." (Sudah bu, sudah habis, ibu kelamaen sih)
dan begitulah keseruan yang saya dapat ketika mengajar anak MTs. Gemes-gemes gimana gitu. °^_^°
Keseruan yang lain juga aku dapat ketika mengajar di MA dan TPQ. Keseruan di MA masih kurang kalah seru letika mengajar di TPQ. Saya mendapat jatah mengajr TPQ di anak usia 4-7th. Diaman seusia itu anak tidak bisa diam dan superduper aktifnya luar biasa. Sedikit susah memang mengatur anak-anak seusia tersebut untu melirihkan suaranya. Semuanya butuh trik kalau mengajar dimanapun. Kalau di MTs dan MA saya memposisikan diri seperti teman akrab mereka, tapi kalau di TPQ saya sedikit bingung. Saya ingat petuah dari emak saya yang guru TM, kalau mengajar anak TK itu jangan dikerasi, pokonya jangan terlalu banyak mengucapkan kata JANGAN di depan mereka. Kalau menjumpai anak yang super aktif dan tidak bisa diam, dekati saja anak itu, lalu usap punggungnya dengan lembut dan di nasihati saja dengan anak sholeh/sholehah yuk yang pinter biar menjadi anak hebat. Atau semisal anak lagi manjat-manjat dan tidak mau turun, suruh saja anak itu memanjat yang lebih tinggi, dan kebanyakan dari anak-anak pasti akan menjawab ndak mau nanti kalau manjat lebih tinggi bisa jatuh. Dan itu manjur, saya praktikkan ke anak yang bernama YUDI dan REZA. Seneeeeeeng banget iiih KKN inii.. Lucuuuuuuuuk...
-----------@@@@@---------
Hari - hari berjalan begitu cepat tak terasa perpisahan sudah di ujung mata. Tinggal menghitung hari lagi kami semua akan berpisah. Sebelum berpisah Bunda (bu lurah kami) mengajak kami piknik bersama menuju Kotanya Blora. Kita semua berangkat komplit 10 personil gaes, kompak bangetlah pokoknya kalau urusan jalan-jalan. Yang bikin syahdu piknik kali ini adalah kita semua anak-anak posko kondang, dan keluarga bunda naik bis yang di supiri sendiri sama ayah. Ayah kami kondang sekali gaes. Beliau dan bunda adalah orang tua kami yang sangaaaaaaaaaaat baik hati. Pokoknya selama kita tinggal disini makmur jaya damai sentosa aduhai cetar membahana ulalalaaaaaa....
Taraaaaaaam akhirnya kita sampai ditujuan, di depot bakso kumis blora. Wuuuh kita kayak rombongan jamaah pengajian dari mana gitu gaes..ini emejing bangetlah pokoknya. Setelah makan-makan selesai kita balik lagi ke tempat tersyahdu yang ada di Todanan. Sudah begitu saja pikniknya, gitu saja senengnya sesuatu banget gaees...
-----------@@@@@---------
Bunda dan Ayah baaaaaaaaaik sekali, pelajaran yang ku dapat selama hidup menumpang di rumah beliau adalah kedermawanan beliau. Beliau itu wahweh(gak perhitungan) banget. Selama beliau punya dan bisa membantu, beliau selalu membantunya dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apapun. Bener jare abah, wong nek pengen mulyo uripo dadi wong seng lumo( orang kalau mau hidup mulya, hiduplah menjadi orang yang dermawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar