Hujan sudah mulai tampak di November ini, turun bersamaan tanpa membuat kegaduhan, membuat basah tanah yang kekeringan. Hujan bisa saja menyegarkan tanah yang kering, tapi hujan tak bisa menyegarkan hati ini yang sudah terlalu kering dan lapuk. Aku juga tak berharap kepada hujan untuk membasahi kekeringan hatiku ini. (komentar rinay saat hujan turun)
Aku sudah meminta kepada Tuhan agar bisa disegerakan jiwa ini memperoleh imam yang bisa membawaku ke jalanMu yang lebih benar. Tak sabar rasanya jika hidup ini selalu sendiri dalam melakukan apapun, hidup ini butuh partner yang bisa membawa ke kehidupan yang lebih berwarna. Malang sekali hidup rinay yang mengharapkan seseorang kekasih yang tak kunjung jua datang. Mungkin nasibnya memang tak semujur gadis lainnya yang dengan mudah memperoleh pasangan.
Rinay seorang gadis berjilbab dengan aksen jawa yang super medhok menghabiskan hari - harinya dengan penuh suka cita. Selalu ada cerita gembira yang menghiasi hidupnya, namun dibalik keceriaan itu ada rahasia terpendam dalam hidupnya yang mengharuskan dia terlihat ceria di setiap suasana. Hanya beberapa orang yang mengetahui rahasianya.
***
Lima tahun yang lalu Rinay pernah merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya. Hubungannya saat itu malah seperti hubungan kakak adik yang dimana kekasihnya selalu mengingatkan dia untuk menjadi perempuan yang lebih baik. Perempuan yang baik menurut kekasihnya yang katanya pintar dalam ilmu agamanya adalah perempuan yang berjilbabnya menutupi dada dan perempuan yang selalu menggunakan pakaian panjang tanpa melihatkan lekuk tubuhnya (dress panjang atau gamis atau setelan yang bawahannya rok). Padahal saat itu Rinay adalah perempuan tomboi yang anti rok dan selalu cuek dalam penampilan berjilbabnya. Untuk urusan jilbab yang dipanjangkan tak ada masalah dengan Rinay, karena dia sudah berjilbab dari SMP. Untuk pakaiannya saja yang mebuat Rinay agak gerundel dengan itu semua, pelan namun pasti Rinay mengikuti anjuran kekasihnya. Setelah terbiasa dengan menggunakan pakaian yang bisa dibilang Syar'i, Rinay jadi terlihat anggun dan sedikit lebih feminim. Dia jadi rajin beribadah, tutur katanya halus, dan terlihat lebih dewasa, tapi tetap saja dibalik perubahan itu semua yang tidak berubah adalah keceriaannya terhadap semua teman- temannya. Perubahan itu semua berkat kekasih sekaligus kakak pembimbing yang menemani hidupnya. Saat rasa sayang Rinay sudah mencapai level teratas karena selalu mendapatkan pengarahan, perhatian lebih dari kekasihnya, tiba - tiba wuuuuuuusss angin membawa kabar tak sedap yang membuat Rinay terpuruk dan jatuh ngesot di bawah kasur. Air mata mengalir deras ke pipi, kamar yang tadinya terang seakan menjadi gelap, nafas yang tadinya lancar menjadi tersengal seperti orang terkena bengek *aslinya emang bengekan*, wajah yang selalu ceria tiba - tiba berubah sadis dan susah untuk tersenyum, wuuuh pokonya gitu lah. Kabar tak sedap itu adalah kekasihnya memutuskannya tanpa sebab musabab yang jelas. Semua akses untuk menghubunginya di blokir olehnya, Rinay tak tahu ada modus apa dibalik ini semua?? Pada saat itu pula Rinay mengalami galau yang teramat lebay, dia langsung menggunakan kepiawaiannya dalam mengkorek - korek informasi. Tanya ke semua teman yang dekat dengan kekasihnya, lalu membuat akun baru yang tujuannya bisa melihat aktifitas apa yang telah ia lakukan di dunia maya, sampai tanya mbah gugel pun dia lakukan juga ( untung gak sampai tanya ke mbah dukun segala). Setelah kejadian tersebut Rinay seperti layangan putus yang tak punya arah mau kemana, dia mulai kumat dengan penampilan sebelumnya, menjauhkan rok dari hidupnya dan berpenampilan acakadul.
Dampak terbesar yang terjadi dari peristiwa itu adalah Rinay tidak mau melanjutkan lagi kuliahnya lagi di Universitas negeri ternama di Indonesia. Dia tak sanggup melewati kuliah disana, karena selalu terbayang akan masa lalunya. Dia kuatkan tekadnya untuk bilang ke orangtuanya untuk keluar dari bangku kuliah dan ingin pindah ke tempat lain. Alasan yang dipakai untuk bilang ke orangtuanya adalah saya sudah tidak bisa dan merasa kesusahan untuk melanjutkan kuliah disana *dulu Rinay masuk kejurusan ini karena pilihan ortunya dan dia hanya mengikuti kemauan ortunya*. Seakan tersambar petir, orang tua Rinay merasa bingung dengan keputusan yang telah diambil anaknya.
"Kenapa kau dulu pilih kuliah disini jika akhirnya kau tak mau melanjutkannya sampai akhir?"
"Itu kan dulu pilihan ayah, aku sebagai anak yang berbakti hanya bisa menuruti kemauan ayah, dulu aku ingin ikut ujian yang sesuai pilihanku malah tidak diijinkan ayah untuk mengikuti tes tersebut, dengan alasan sudah diterima yang di jalur PMDK." (PMDK, jalur penerimaan mahasiswa baru yang hanya lewat seleksi rapot sekolah)
Dengan berat hati ayah Rinay menyetujui permintaan anaknya,
"Ya sudah keluar boleh, silahkan mendaftar ke tempat lain asalkan negri dan keterima lewat jalur SNMPTN, jika tidak keterima silahkan dilanjutkan lagi itu kuliahnya, jika diterima kamu harus tanggung jawab menyelesaikan itu semua sampai akhir."
Tanpa pikir panjang Rinay mengiyakan syarat dari ayahnya. Setelah itu semua Rinay kembali menjadi dirinya yang dulu.
***
Beruntungnya nasib Rinay, setelah resmi keluar dan mengikuti tes penerimaan mahasiswa baru, dia di terima di dua Universitas Negeri ternama di kota kelahirannya. Entah mujur atau emang pandai, hanya dia dan Tuhan yang tahu. Kebimbangan menemuinya lagi, dia dipaksa memimilh salah satu darinya, dan dia pilih di Universitas Islam Negeri, dia pilih sendiri tanpa adanya pilihan orang tua sama sekali.
Perubahan Baru (MOVE ON)
Masa orientasi mahasiswa baru dialami Rinay kembali, namun Rinay yang dulu selalu ceria saat ini terlihat angkuh, songong, dan judes sundul langit. Dia sangat cuek dengan keadaan sekitarnya, salaman dan berkenalan dengan orang baru pun hanya sebatas basa basi saja, setelah itu lupa siapa yang dia ajak kenalan tadi. Songongnya Rinay tak berjalan lama, semuanya kembali normal seperti semula. Rinay kembali ceria setelah perkuliahan dimulai dan bertemu anak perempuan yang berasal dari Rembang. Sebut saja dia Rita, gadis pendek super konyol dan jahil menjadi teman pertama sekaligus sahabat erat *sampai saat ini* . Hari - hari Rinay selalu dilakukan bersama oleh Rita, mulai dari duduk bersebalahan, makan bareng, satu kelompok nugas *iyalah absennya Rita itu dibawah Rinay*, satu kosan, satu ranjang, pokonya selalu bersama deh. Ritalah orang kepercayaan Rinay dalam urusan menyimpan rahasianya, dia tahu semua kondisiku, hobiku, kebiasaanku, tempat tinggalku dia tahu semua. Rita juga tahu kepada siapa Rinay yang saat ini memendam rasa.
Selain Rita, Rinay juga punya sahabat lain yang posisinya sejajar dengan Rita, namun sahabtanya satu ini adalah teman satu kosan yang umurnya diatas Rita dan Rinay. Dia perempuan berparas cantik, pandai, dan konyol. Kekonyolannya melebihi mereka berdua, dialah miss Petrik. Ya, Tuhan telah menakdirkan mereka untuk bertemu dan hidup bersama. Kebersamaan mereka tak pernah putus sampai saat ini, walaupun saat ini mereka sudah berpisah di beberapa tempat yang berbeda namun masih satu kota. Perpisahan mereka tidak dikarenakan suatu masalah permusuhan, tapi karena memang sudah punya jalan sendiri untuk saat ini.
Miss Petrik tinggal bersama keluarganya karena beliau sudah lulus, Rita berpindah kosan ke tempat yang lebih murah karena kondisi keuangan yang tak mendukung. Rencananya Rinay ikut pindah sekosan dengan Rita, tapi takdir berkehndak lain, kosannya tinggal sisa untuk satu orang, dan akhirnya Rinay mencari kosan ke tempat yang lain. Walaupun berbeda kos, tetap saja kita tetap besama dan terlihat kompak di kampus.
***
Keceriaan selalu menghiasi kehidupan Rinay, Miss Petrik dan Rita selama mereka berteman. Namun nasib Rinay masih tetap sama dari semester awal sampai semester sekarang. Rinay masih setia menjomblo, Miss Petrik sudah bahagia dengan suaminua dan Rita masih setia dengan pacarnya dari semester awal sampai sekarang. Sungguh malang nasib Rinay, hampir empat tahun dia setia dengan status jomblonya. Rinay memilih jomblo bukan karena sudah tidak suka laki - laki, tapi karena lagi pengen saja. Rinay masih normal dan masih ingin memiliki pasangan. Kenyataannya ada lelaki yang di taksir Rinay selama masa jomblonya, dan jika ada rekor muri untuk jomblowers mungkin dia udah dapat penghargaan perempuan paling setia dengan lelaki yang diinginkannya. Dia sudah memendam rasa terhadap laki - laki itu selama empat tahun lamanya. Entah alasan apa Rinay memilih lelaki yang belum pernah ditemui sebelumnya. Pastilah ada alasan mengapa Rinay suka sama lelaki tersebut, alasan pastinya adalah lelaki tersebut pandai dalam urusan agama dan dia suka membaca. Rinay suka dengan lelaki yang pandai agamanya karena dia tahu, dia sangat kurang dalam pengetahuan ilmu agamanya, dia menginginkan sosok lelaki yang bisa menuntunnya ke jalanNya. Lelaki yang di sukai itu pernah menuntut ilmu sampai ke negeri para nabi, yang dimana mahasiswa yang kuliah disana memiliki pengetahuan agama islam yang lebih tinggi. Panggil saja dia Rangga, Rangga sosok lelaki yang hobi membaca dan pecinta sepak bola. Rinay tahu semua tentang Rangga, semua info itu Rinay peroleh dari pendekatannya lewat chat online yang berlanjut ke via whatsapp.
***
Pendekatan selalu dilakukan Rinay ke Rangga, dari mulai mengucapkan semangat pagi sampai selamat istirahat selalu tersampaikan tiap harinya dari ponsel Rinay. Sesekali Rangga membalas, dan Rinay terlihat norak ketika membaca balasan itu. Beberapa kali Rinay memulai percakapan kepada Rangga, entah apa saja pokonya bisa ngobrol dengan asik. Rinay sangat ahli memainkan kata - katanya via Whatsapp, jelas ahli dia kan mantan penulis di majalah kampus. Namun keahlian Rinay hanya lewat tulisan, dia aslinya cenderung gagap jika berbicara di depan orang banyak. Usaha yang dilakukan Rinay mendekati Rangga belum ada titik terang, walaupun pendekatannya sudah mencapai telpon langsung.
Ekspresi Rinay ketika menelpon Rangga pernah diabadikan Rita, Rita mengeluarkan jurus jahilnya yang membuat pipi Rinay memerah seperti udang rebus.
"Wes toh Rit, ojo gawe aku isin ngono tah." (sudahlah rit, jangan membuat aku malu begitu sih)
"Mbok seng mesra sitik, lagi apa sayang?, mbok yo ngono kan apik." (yang mesra sedikit toh, lagi apa sayang? gitu kan bagus.)
Rinay hanya bisa tersenyum dan hanya berbicara dalam hatinya kalau sebetulnya dia juga pengen bilang seperti itu, tapi Rangga hanya menganggapnya teman dan tidak lebih *menurut Rinay*, mau gimana lagi?? Yasudahlah, mungkin memang sudah nasib Rinay untuk menjadi jomblo. Rinay hanya bisa berharap dan memohon kepada Tuhan untuk mendekatkan Rangga kepada Rinay jika memang Rangga itu jodoh Rinay.
Semisal Rangga juga mempunyai rasa sayang terhadap Rinay, Rinay juga tak berharap Rangga menjadi pacarnya, tapi Rinay berharap Rangga menjadi imam dalam hidupnya, langsung meminta Rangga untuk menikahinya jikalau dia memang sayang. *itu semisal yaaa, hehehhe*
Mendengar curhatan tersebut Rita hanya bisa mengamini doa Rinay, dan mendoakan yang terbaik untuk Rinay. *peluk erat untuk Rita*
===Semarang, 17 November 2014===